TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Aktivis Asal Sumsel Harda Belly Minta Ungkap Kasus Meninggalnya Firullah Usai Ditangkap Polisi

Jatim Aktual, Jakarta – Koordinator Aktivis Sumsel-Jakarta Harda Belly menyoroti meninggalnya Firullah, warga Desa Muara Penimbung Ilir, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan usai ditangkap polisi atas tuduhan pencurian kambing.

Menurut Harda, misteri meninggalnya Firullah harus segera diungkap dan pelakunya harus diproses hukum.

“Tidak boleh ada yang ditutup-tutupi, harus diungkap secara transparan karena nyawa tidak bisa ditukar dengan apapun apalagi ini menyangkut HAM,” ungkap harda dalam keterangannya, Sabtu (28/1/2023).

BACA JUGA:  Pupuk Subsidi Hanya untuk 9 Komoditas Utama, LaNyalla Minta Tak Ada Lagi Penyelewengan

Harda menyebut ada dugaan penyiksaan yang dilakukan oknum aparat kepolisian yang berakibat meninggalnya Firullah.

“Ini bukan soal dia pencuri atau tidak, namun ini soal kemanusiaan. Semestinya polisi itu memberikan rasa aman kepada siapapun,” ungkapnya.

“Dan ini negara hukum, tidak ada satupun yang kebal hukum termasuk aparat kepolisian,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Harda meminta Provam turun tangan karena diduga telah terjadi pelanggaran SOP oknum polisi yang menangkap Firullah yang berakibat pada pencorengan nama baik instansi.

BACA JUGA:  Hakim PN Jaksel Diminta Segera Putuskan Perkara Tindak Pidana Terorisme Oleh Tersangka Jhon Sondang

“Provam juga jarus selidiki kejadian ini, tidak bisa hanya mendengarkan klarifikasi dari pihak tertentu. Dengan penyelidikan yang transparan maka akan terbongkar kejadian sebenarnya apalagi ini menyangkut citra polisi yang akhir-akhir ini buruk dan tidak mendapat kepercayaan publik, jadi jangan sampai terulang kembali,” ucapnya.

Sebagai informasi, dikutip dari IDN Times, Firullah ditangkap polisi dengan tuduhan mencuri kambing dan dikembalikan dalam keadaan meninggal pada Jumat (27/1/2023).

BACA JUGA:  Geruduk KPK, FORMASA Minta Investigasi Pinjaman Pemkot Palembang Untuk Dana PEN Rp. 112,8 Miliar

Menurut pengakuan istrinya, Iriani, sejumlah polisi mengaku dari Lampung datang menjemput suaminya tanpa perlawanan dan dalam keadaan sehat namun dipulangkan dalam keadaan wafat dengan terdapat lebam di wajah dan paha hingga kaki mengalami patah.

“Banyak saksinya, suami saya baik baik saja saat ditangkap bahkan suami saya tidak melawan sama sekali,” ungkapnya.